Pembayaran

Pengertian, Cara dan Teknik Membaca Cepat serta Rumus Cara Menghitung Kecepatan Membaca

Berikut ini adalah pembahasan tentang membacam cepat yang meliputi pengertian membaca cepat, contoh membaca cepat, rumus menghitung kecepatan membaca, rumus membaca cepat, cara menghitung kecepatan membaca, teknik membaca cepat, tujuan membaca cepat, manfaat membaca cepat, rumus kecepatan membaca, metode membaca cepat, cara membaca cepat, fungsi membaca cepat, tips membaca cepat.

Pengertian Membaca Cepat

Kecepatan membaca terkait erat dengan pemahaman terhadap bacaan. Seseorang yang dapat menyelesaikan bacaan dalam waktu yang cepat, tetapi sedikit sekali yang dapat dipahami dari bacaan itu, maka ia tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat.

Demikian juga seseorang yang dapat memahami bacaan dengan baik, tetapi kecepatan membacanya sangat lambat, juga tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat.
Membaca cepat adalah teknik membaca untuk mendapatkan informai dengan cara langsung ke masalah atau fakta yang dicari. 
Membaca cepat merupakan salah satu metode membaca cepat yang dilakukan dengan membaca dalam hati. Dengan membaca cepat anda akan memperoleh informasi yang maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan tingkat pemahaman isi bacaan yang tinggi pula.
Jadi, Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi. 
Rata-rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Di sisi lain, pembaca cepat dapat membaca lebih dari 1000 kata per menit.

Metode (Teknik) Membaca Cepat

Kamu tentu sudah tahu definisi dan manfaat membaca cepat. Sekarang, tingkatkan kemampuan membaca cepatmu dengan mencatat perkembangan dalam satu bulan.

Berikut adalah tips untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat.

a. Membiasakan banyak membaca
Biasakanlah membaca seperti makan. Jika sehari saja tidak makan, maka badan kita akan lemas. Begitu juga dengan membaca, jika sehari saja tidak membaca, kita akan merasa “lapar”. Banyaklah membaca segala jenis buku, namun mulailah dari jenis buku yang kamu suka. Misalnya cerpen, novel, dsb.

b. Membaca dengan teknik yang tepat
Hindari membaca dengan bersuara!

c. Meningkatkan konsentrasi

Contoh Cara Menghitung Kecepatan Membaca

Bacalah bacaan berikut ini! Hitunglah berapa detik kamu menyelesaikan bacaan berikut!

Orang-orang Buta dan Seekor Gajah

Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan, saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan.

Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah. Suatu ketika, seorang raja di India utara memerintahkan pegawai-pegawainya untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. 

Sang raja juga memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang-orang buta ini sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti apakah gajah itu. Sekarang, sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. 

Mereka hanya diperbolehkan menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.

Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu yang bulat dan halus. 

Seorang buta yang telah meraba kepalanya membandingkannya dengan sebuah panci. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan selang air. Akhirnya seorang buta lain yang telah meraba bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia membandingkan seekor gajah dengan tali tambang yang sudah rusak. Masing-masing dari mereka memiliki penjelasannya sendiri tentang seekor gajah.

Oleh karena gambaran mereka tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar. Masing-masing sangat yakin bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan kepunyaan yang lainnya salah. Akhirnya mereka saling berantem dan dengan demikian sang raja terhibur.

Siapakah yang salah dan siapakah yang benar? Adakah seorang dari mereka memiliki kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi orang-orang buta sejak lahir, sangatlah sulit mendeskripsikan gajah tanpa merabanya secara utuh. 

Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa yang mereka rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing mengatakan kebenaran. Tak seorang pun berbohong karena mereka hanya diperbolehkan meraba bagian-bagian tertentu saja.

Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.cara keseluruhan.

Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.

Bayangkan seumpama satu di antara mereka seorang ilmuwan, maka ia akan mencari penyelesaian dengan gaya para ilmuwan, yaitu dengan metode persentase atau statistik. Ia akan segera mendata berapa banyak orang buta yang membandingkan dengan selang air, berapa persen yang membandingkannya dengan gelondongan kayu, dan seterusnya.

Akhirnya ia memperoleh hasil sebagai berikut: 40% membandingkannya dengan gelondongan kayu, 20% dengan batang kayu yang bulat dan halus, dan masing-masing 10% dari mereka yang membandingkannya dengan panci besar, sebuah balon, selang air dan tali tambang yang rusak.

Sangat logis bukan? Seekor gajah memiliki 4 kaki besar seperti gelondong kayu (40%) dan 2 taring (20%), Sedangkan untuk kepala, belalai, perut dan ekor hanya 1 (10%). Sebagaimana para ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, cenderung yakin bahwa mayoritas adalah kebenaran, maka ia menyatakan bahwa seekor gajah itu seperti gelondongan kayu karena hampir setengah menyatakannya. 

Jadi di dalam kasus ini, mayoritas tidak otomatis sebuah kebenaran. Oleh sebab itu, hanya ada satu pemecahan dari persoalan ini. Orang-orang buta yang hanya meraba bagian-bagian tertentu tersebut harus bekerja sama. Mereka harus bekerja seperti merangkai gambar dari sebuah gambar yang telah dipotong-potong. 

Lantas katakanlah, seekor gajah itu terdiri dari 4 gelondongan kayu, 2 batang kayu yang bulat dan halus, 1 balon, 1 panci, 1 selang air dan satu tali tambang buntut. Dengan demikian, mereka akan mampu memperolah gambaran tentang seekor gajah secara keseluruhan. Mereka harus menghentikan perselisihan dan bekerja sama. 

Mereka harus menyatukan gambaran masing-masing dengan gambaran yang didapat temannya. Mereka harus mau belajar dari yang lain. Masing-masing harus menerima dan memahami bahwa ada kebenaran dari penjelasan orang lain. Masing-masing harus mempertimbangkan bahwa mereka bukan satu-satunya pemaham kebenaran.

Barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan sedikit pun kehilangan. Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi, pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan bertambah. Kita manusia memang seperti dongeng orang-orang buta ini. Kita tetap buta, kita mirip mereka ini.
  1. Kita hanya mengambil sebagian (secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan.
  2. Kita hanya memahami sebagian (secuil) dari kekompleksan sebuah kenyataan.
  3. Kita hanya memegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan.
  4. Kita hanya ingin selalu melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita.
  5. Kita berjuang mati-matian mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya kebenaran.
  6. Kita hanya ingin tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar.
  7. Kita harus bertindak ini (menerima, mendengarkan, dan memahami apa yang dikatakan orang lain), jika kita ingin mengetahui lebih banyak.

Sankt Augustin, 151204 sarikata.com

Contoh Cara Mengitung Pemahaman Membaca

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara tepat tanpa harus melihat teks!

1. Cerita tentang Orang-orang Buta dan Seekor Gajah itu pada mulanya diceritakan oleh ….
A. Sang raja di India
B. Sang Budha
C. pegawai Istana
D. tersebar begitu saja dari mulut ke mulut

2. Cerita "Orang-orang Buta dan Seekor Gajah" itu pada mulanya diceritakan sebagai salah satu bentuk ….
A. ajaran Sang Budha
B. hiburan Raja
C. humor
D. lelucon dari mulut ke mulut

3. Tujuan utama Cerita Orang-orang Buta dan Seekor Gajah itu diciptakan adalah untuk menyadarkan kita agar ….
A. tidak main hakim sendiri
B. tidak saling berselisih mempersoalkan kebenaran ajarannya dan memandang ajaran lain salah
C. tidak suka mempermainkan binatang yang dianggap suci.
D. tidak mudah diadu domba oleh orang yang tidak bertanggung jawab

4. Pernyataan berikut manakah yang sesuai dengan teks tersebut?
A. Ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, sehingga mayoritas cenderung sebagai sebuah kebenaran.
B. Kelima orang buta itu membandingkan seekor gajah dengan gelondongan kayu, batang kayu yang bulat dan halus, panci besar, dan sebuah balon.
C. Kita harus mengambil sebagian dari keseluruhan sebuah kenyataan.
D. Mayoritas bukanlah sebuah kebenaran.

5. Kesalahan apakah yang dibuat oleh orang-orang buta?
A. Soal kualitas dari penjelasannya yang tidak masuk akal.
B. Mereka saling memaksakan kehendaknya, seolah jawabannyalah yang paling benar.
C. Karena pada dasarnya, mereka sejak lahir tidak pernah melihat gajah.
D. Karena orang-orang buta itu tak memiliki pengetahuan yang baik.

6. Simpulan yang paling tepat dari isi bacaan tersebut adalah ….
A. tidak menganggap diri paling benar
B. orang harus belajar dari kelebihan orang lain
C. jika pengetahuan dibagi, pengetahuan tidak akan berkurang melainkan bertambah.
D. mayoritas adalah kebenaran

7. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk penjelasan dari orang-orang buta mengenai gajah?
A. Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan gelondong kayu
B. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah balon
C. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu yang bulat dan halus
D. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan sebuah tali.

8. Kejadian dalam cerita tersebut dapat diidentikkan dengan perilaku kita, kecuali ….
A. hanya mengambil sebagian dari keseluruhan sebuah kenyataan
B. hanya memahami sebagian dari kekompleksan sebuah kenyataan
C. hanya memaegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan
D. hanya ingin selalu dihargai dan menghargai orang lain

9. Penulis cerita yang berjudul “Orang-orang Buta dan Seekor Gajah” adalah….
A. Sankt Augustin
B. Gendhotwukir
C. Walter Krahe
D. S.G Goodrich

10. Manakah pesan berikut ini yang sesuai dengan cerita Orang-orang Buta dan Seekor Gajah tersebut?
A. Barang siapa mau berusaha, pastilah ia akan mendapatkan jalan
B. Setiap manusia harus mau saling bekerja sama
C. Kemayoritasan merupakan suatu kebenaran
D. Perbedaan pendapat selalu menyebabkan pertikaian.

Kunci Jawaban: 1. B 2. A 3. B 4. A 5. B 6. A 7. C 8.D 9.A. 10.B
Skor per butir soal : 10
Skor Maksimal : 100

Rumus Cara Menghitung Kecepatan Membaca

Ukurlah kecepatan membacamu dengan rumus menghitung kecepatan membaca per menit untuk melihat apakah kecepatan membacamu bagus atau perlu peningkatan.


Keterangan:
  • K : jumlah kata yang dibaca
  • Wd : waktu tempuh baca (dalam detik)
  • B : skor yang diperoleh
  • Sm : skor maksimal
  • Kpm : kecepatan membaca per menit

Keterangan
  • Kecepatan membaca per menit (Kpm) >200 berarti kemampuan membaca cepatmu sudah bagus
  • Kecepatan membaca per menit (Kpm) <200 berarti kemampuan membaca cepatmu perlu ditingkatkan

Contoh perhitungan:

Diketahui
K : 352 kata
Wd : 65 detik
B : 80
SM : 100

Maka:
Kpm = (K/Wd X 60) X (B/Sm)
         = (352/65 X 60) X (80/100)
         = (324, 92) X (80/100)
         = 259,934

Membuat Simpulan Isi Bacaan

Membuat simpulan isi bacaan berarti mengambil intisari bacaan. Dalam sebuah paragraf eksposisi atau argumentasi, simpulan paragraf biasanya tercermin pada kalimat topik. Oleh sebab itu, simpulan berkaitan dengan ide pokok paragraf. Perhatikan contoh berikut!

Contoh
Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan, saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan. Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah.
Simpulan:
Cerita tentang orang-orang buta dan seekor gajah masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah.

0 Response to "Pengertian, Cara dan Teknik Membaca Cepat serta Rumus Cara Menghitung Kecepatan Membaca"

Post a Comment