Pembayaran

Dampak Dekrit Presiden 5 juli 1959 Di Bidang Ekonomi

Dampak Dekrit Presiden 5 juli 1959 Di Bidang Ekonomi

Setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959,keadaan perekonomian Indonesia bukannya bertambah baik, bahkan terjadi inflasi yang cukup besar.

Dalam rangka membendung inflasi, pemerintah melakukan tindakan moneter berikut ini.

a. Pemerintah mengeluarkan Perpu No. 2 Tahun 1959 yang bertujuan untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar.

Caranya, nilai uang kertas pecahan Rp500,00 dan Rp1.000,00 yang ada dalam peredaran pada saat berlakunya peraturan itu diturunkan masing-masing menjadi Rp50,00 dan Rp100,00.

b. Pemerintah mengeluarkan Perpu No. 3 Tahun 1959 tentang pembekuan sebagian dari simpanan pada bank-bank yang dimaksudkan untuk mengurangi banyaknya uang dalam peredaran, terutama di tahun 1957 dan 1958.

c. Pemerintah mengeluarkan Perpu No. 6 Tahun 1959 tentang ketentuan bahwa bagian uang lembaran Rp1.000,00 dan Rp500,00 yang masih berlaku harus ditukar dengan uang kertas bank baru sebelum tanggal 1 Januari 1960.

Dengan tindakan-tindakan moneter tersebut, pemerintah mengharapkan akan dapat mengendalikan inflasi dan mencapai keseimbangan serta kemantapan moneter dengan menghilangkan excess liquidity dalam masyarakat.

Dampak Dekrit Presiden 5 juli 1959 Di Bidang Ekonomi
Dampak Dekrit Presiden 5 juli 1959 Di Bidang Ekonomi

Akan tetapi, tindakan-tindakan moneter yang dilakukan pemerintah tersebut tidak mencapai sasarannya, karena pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam pengeluaran-pengeluarannya.

Dalam hal ini, pemerintah melaksanakan proyek mercusuar yaitu Ganefo (Games of the New Emerging Forces) dan Conefo (Conference of the New Emerging Forces).

Untuk melaksanakan proyek tersebut, pemerintah harus mengadakan pengeluaran yang setiap tahun semakin besar, sehingga inflasi semakin tinggi.

Keterpurukan ekonomi Indonesia diwarnai juga dengan adanya politik luar negeri di bidang perdagangan dan perkreditan yang pada hakikatnya tidak jauh beda dengan sistem ijon dari petani petani dan pengusaha-pengusaha kecil.

Hanya saja, kredit luar negeri ini berskala nasional. Akibat kebijaksanaan kredit luar negeri tersebut, utang-utang Indonesia semakin menumpuk, ekspor menurun, dan devisa pun menipis.

0 Response to "Dampak Dekrit Presiden 5 juli 1959 Di Bidang Ekonomi"

Post a Comment